Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan membantu pengembangan kompor berbahan bakar spiritus yang dibuat Rohmat (33) warga Wonokerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Hal tersebut dikatakan Subandriyo Direktur PT Madu Baru - Madukismo, perusahaan yang memproduksi gula pasir, alkohol dan spiritus seusai mendampingi Rohmat mempresentasikan keberhasilannya membuat kompor spiritus, sekaligus ’memamerkan’ cara penggunaannya di halaman kantor gubernur DIY, Kepatihan Yogyakarta, Kamis.
Rohmat mengatakan kompor spiritus memiliki beberapa kelebihan dibanding kompor minyak tanah. Kelebihan tersebut di antaranya kompor spiritus lebih hemat biaya bahan bakarnya, karena harga spiritus lebih murah dibanding harga minyak tanah non subsidi. Harga spiritus saat ini antara Rp 5.600 sampai Rp 6.000 per liter, sedangkan minyak tanah non subsidi harganya Rp 9.000 sampai Rp9.500 per liter.
"Kompor spiritus tidak berjelaga, dan aman karena tidak mudah meledak," katanya.
Menurut dia, kelebihan lainnya adalah bisa ditambahkan air hingga 30 persen selain menggunakan spiritus sebagai bahan bakar kompor ini.
Ia mengatakan, dirinya mulai merintis membuat kompor dengan bahan bakar spiritus sejak tiga bulan lalu. Biayanya sekitar Rp 95.000 per unit kompor.
"Kami sedang mengurus permohonan untuk memperoleh hak paten atas kompor spiritus yang kami buat ini," katanya.
Kata Rohmat, apabila kompor spiritus sudah diproduksi secara massal, harganya di pasaran kemungkinan sekitar Rp200 ribu per unit.
Ia menyebutkan satu liter spiritus bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor ini selama tujuh jam terus-menerus. Sedangkan satu liter minyak tanah bisa digunakan untuk bahan bakar kompor selama 10 jam.
Mengenai komponen yang digunakan untuk membuat kompor spiritus, ia tidak mau menjelaskan dengan alasan rahasia perusahaan.
Kata dia, sudah ada sebuah perusahaan di Jakarta yang mengajak kerjasama untuk pembuatan kompor spiritus secara massal. "Untuk tahap awal rencananya akan diproduksi 10 ribu unit kompor," katanya.
Menurut Subandriyo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pemprov akan membantu pengembangan kompor ini sehingga masyarakat bisa menggunakannya untuk keperluan memasak.
Mengutip pernyataan Sultan, penggunaan kompor berbahan bakar spiritus tersebut sebagai alternatif untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat akibat tingginya harga minyak tanah saat ini.
"Kata Sultan apalagi jika dikaitkan dengan konversi minyak tanah ke gas, dimana masyarakat tidak mungkin membeli gas secara eceran, maka dengan adanya kompor spiritus sangat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat karena bahan bakar spiritus bisa dibeli secara eceran," katanya.
Ia menyebutkan harga gas satu tabung isi tiga kilogram Rp12.500, dan ini tidak mungkin bisa dibeli secara eceran. "Tetapi kalau menggunakan kompor spiritus, warga masyarakat bisa membeli spiritus secara eceran tergantung uang yang dimiliki," katanya.
Sementara itu, Subandriyo menyatakan pihaknya siap membantu dalam pengadaan spiritus untuk bahan bakar kompor tersebut. Untuk itu, perusahaannya yang berkedudukan di Bantul, DIY ini akan meningkatkan produksi spiritusnya dari 27 ribu liter menjadi 50 ribu liter per hari.
Guna mendukung peningkatan produksi spiritus, pihaknya akan memperluas areal tanaman tebu di DIY. Ia menyebutkan saat ini areal tanaman tebu di seluruh wilayah DIY sekitar 6.000 haktare, dan akan ditambah 2.000 hektare sehingga nantinya menjadi 8.000 hektare. "Areal tambahan tersebut berada di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo dan Kabupaten Sleman," katanya.
Thursday, December 11, 2008
Kompor Berbahan Bakar Air Gantikan Elpiji
Ketergantungan masyarakat terhadap kompor elpiji sangat tinggi. Tak pelak, ketika terjadi kelangkaan pasokan elpiji hal itu menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Barangkali hal itu tidak terjadi jika masyarakat telah memakai kompor yang ditemukan Sutarmin Sinuang Rahardjo (48), warga Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah.
Kompor penemuan Sutarmin itu juga tidak akan terpengaruh meski terjadi kelangkaan minyak tanah. Bahkan, sebaliknya, kompor tersebut mampu menurunkan konsumsi minyak tanah.
Aneh memang, kompor “ajaib” yang ditemukan Sutarmin justru bergantung pada air. Kenapa? Karena kompor itu sebagian besar bahan bakarnya memang dari air, meski masih membutuhkan minyak tanah. Tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Itulah kelebihan kompor yang ditemukan Sutarmin. Warga Kalibagor itu memang menemukan kompor yang lain daripada yang lain. Bahkan di kolong dunia ini belum ada kreasi semacam itu, sehingga dia memperoleh hak paten atas penemuannya tersebut.
Bayangkan saja, untuk menyalakan kompor hanya membutuhkan listrik, air, dan minyak tanah dengan jumlah sangat sedikit. Perbandingan antara air dengan minyak tanah adalah 1:10. Jika airnya 5 liter misalnya, kebutuhan minyak tanah hanya 0,5 liter. Sangat irit bukan?
Penemuan itu tidak datang begitu saja. Membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa menciptakan kompor berbahan bakar air tersebut. Sutarmin memulainya sejak tahun 2003, baru tahun 2006 mulai menemukan hasilnya. Tahun 2007 sekarang, kompor tersebut sudah semakin baik, meski belum sempurna bentuknya. Tetapi secara prinsip, kompor itu betul-betul telah mampu dioperasikan.
Ketika SH berkunjung ke rumahnya, Sutarmin dengan cekatan mampu membuktikannya. Kompor tersebut bentuknya hampir sama dengan kompor elpiji. Bentuknya lebih tebal. Tidak ada tabung seperti halnya tabung elpiji. Hanya ada kabel dari kompor tersebut yang dialirkan pada arus listrik. Selain itu, bahan bakarnya yakni air dan minyak tanah dimasukkan dalam tabung yang bersatu dengan kompor.
Sederhana
Cara kerjanya pun sangat sederhana. Mula-mula, kabel dari kompor dialiri listrik. Aliran listrik itu digunakan untuk memanaskan air yang menjadi bahan bakar tersebut, serta untuk memantik “korek api” elektrik yang ada dalam komponen kompor. Setelah beberapa saat, akan terdengar suara air mendidih. Kemudian, dia menyalakan kompor seperti halnya kompor elpiji. Nyala apinya juga sama persis dengan elpiji, bahkan tidak membuat kehitaman panci atau alat masak lainnya.
Prinsipnya, kata Sutarmin, sebetulnya sangat sederhana. Aliran listrik tersebut masuk dalam pemanas yang kemudian membuat air yang menjadi bahan bakar itu mendidih. Dalam kondisi mendidih, air menghasilkan uap yang bercampur dengan minyak tanah. Bersamaan dengan itu, pematik dihidupkan dan menghasilkan api yang berwarna biru.
“Jika kompor dipakai sejak awal, pemanasannya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Setelah kelihatan menganga pada “korek” elektriknya maka saklar dinyalakan dan api langsung menyala. Awalnya, aliran listrik membutuhkan daya sekitar 100 watt. Namun jika telah menyala, kebutuhan listrik hanya tinggal lima watt saja. Kalau kompor akan terus dipakai, sebaiknya aliran listrik jangan diputus. Sebab kalau diputus itu berarti membutuhkan waktu untuk pemanasan lagi,” katanya.
Menurutnya, adanya kompor ini akan sangat membantu masyarakat yang kesulitan membeli gas elpiji atau minyak tanah karena harganya semakin mahal. Penemuan ini, kata Sutarmin, memang tidak bisa disampaikan secara detail kinerjanya, karena menyangkut hak cipta.
“Yang pasti, dengan adanya penemuan kompor ini, setidaknya masyarakat akan tahu bahwa kompor tidak selamanya berbahan bakar minyak atau elpiji atau listrik. Tetapi juga dapat berbahan bakar air,”tandas Sutarmin.
Kompor penemuan Sutarmin itu juga tidak akan terpengaruh meski terjadi kelangkaan minyak tanah. Bahkan, sebaliknya, kompor tersebut mampu menurunkan konsumsi minyak tanah.
Aneh memang, kompor “ajaib” yang ditemukan Sutarmin justru bergantung pada air. Kenapa? Karena kompor itu sebagian besar bahan bakarnya memang dari air, meski masih membutuhkan minyak tanah. Tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Itulah kelebihan kompor yang ditemukan Sutarmin. Warga Kalibagor itu memang menemukan kompor yang lain daripada yang lain. Bahkan di kolong dunia ini belum ada kreasi semacam itu, sehingga dia memperoleh hak paten atas penemuannya tersebut.
Bayangkan saja, untuk menyalakan kompor hanya membutuhkan listrik, air, dan minyak tanah dengan jumlah sangat sedikit. Perbandingan antara air dengan minyak tanah adalah 1:10. Jika airnya 5 liter misalnya, kebutuhan minyak tanah hanya 0,5 liter. Sangat irit bukan?
Penemuan itu tidak datang begitu saja. Membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa menciptakan kompor berbahan bakar air tersebut. Sutarmin memulainya sejak tahun 2003, baru tahun 2006 mulai menemukan hasilnya. Tahun 2007 sekarang, kompor tersebut sudah semakin baik, meski belum sempurna bentuknya. Tetapi secara prinsip, kompor itu betul-betul telah mampu dioperasikan.
Ketika SH berkunjung ke rumahnya, Sutarmin dengan cekatan mampu membuktikannya. Kompor tersebut bentuknya hampir sama dengan kompor elpiji. Bentuknya lebih tebal. Tidak ada tabung seperti halnya tabung elpiji. Hanya ada kabel dari kompor tersebut yang dialirkan pada arus listrik. Selain itu, bahan bakarnya yakni air dan minyak tanah dimasukkan dalam tabung yang bersatu dengan kompor.
Sederhana
Cara kerjanya pun sangat sederhana. Mula-mula, kabel dari kompor dialiri listrik. Aliran listrik itu digunakan untuk memanaskan air yang menjadi bahan bakar tersebut, serta untuk memantik “korek api” elektrik yang ada dalam komponen kompor. Setelah beberapa saat, akan terdengar suara air mendidih. Kemudian, dia menyalakan kompor seperti halnya kompor elpiji. Nyala apinya juga sama persis dengan elpiji, bahkan tidak membuat kehitaman panci atau alat masak lainnya.
Prinsipnya, kata Sutarmin, sebetulnya sangat sederhana. Aliran listrik tersebut masuk dalam pemanas yang kemudian membuat air yang menjadi bahan bakar itu mendidih. Dalam kondisi mendidih, air menghasilkan uap yang bercampur dengan minyak tanah. Bersamaan dengan itu, pematik dihidupkan dan menghasilkan api yang berwarna biru.
“Jika kompor dipakai sejak awal, pemanasannya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit. Setelah kelihatan menganga pada “korek” elektriknya maka saklar dinyalakan dan api langsung menyala. Awalnya, aliran listrik membutuhkan daya sekitar 100 watt. Namun jika telah menyala, kebutuhan listrik hanya tinggal lima watt saja. Kalau kompor akan terus dipakai, sebaiknya aliran listrik jangan diputus. Sebab kalau diputus itu berarti membutuhkan waktu untuk pemanasan lagi,” katanya.
Menurutnya, adanya kompor ini akan sangat membantu masyarakat yang kesulitan membeli gas elpiji atau minyak tanah karena harganya semakin mahal. Penemuan ini, kata Sutarmin, memang tidak bisa disampaikan secara detail kinerjanya, karena menyangkut hak cipta.
“Yang pasti, dengan adanya penemuan kompor ini, setidaknya masyarakat akan tahu bahwa kompor tidak selamanya berbahan bakar minyak atau elpiji atau listrik. Tetapi juga dapat berbahan bakar air,”tandas Sutarmin.
Wednesday, December 10, 2008
Terjebak oleh Ritual Idul Qurban
Ajaran berkorban dimiliki oleh semua agama dan kepercayaan. Tanpa pengorbanan dipercayai kehidupan semakin tidak harmonis. Repotnya, pengorbanan sering dilakoni sebagai kegiatan spiritual an sich. Bukan ajaran untuk melakukan pengorbanan.
Dalam pemahaman agama dikenal adanya tingkatan-tingkatan yakni syariat, toriqoh, hakekat, dan marifat. Antara keempatya terdapat perbedaan yang sangat mencolok yang bisa dikategorikan bainas sama wal ard (antara bumi dan langit).
Syariat bisa dipahami sebagai ajaran agama yang mengatur wujud lahir manusia, baru thoriqoh atau 'jalan' atau proses dari syariat menuju hakekat. Baru setelah itu hakekat yakni esensi atau hal-hal yang menyangkut isi dari agama. Kemudian makrifat yaitu mengenal Allah dengan sebenar-benarnya kenal. Dengan kata lain, syariah adalah kulit, toriqoh transisi, hakekat adalah isi, sedangkan marifat pengetahuan yang sebenarnya.
Dan ternyata pemahaman kita tentang ajaran yang sering kita lakoni setiap hari umumnya memang hanya terkait dengan kulit. Lapisan luar, dasar, elementer, atau pada tingkatan SD (sekolah dasar).
Hal demikian sering terjadi karena aspek ibadah yang dipandang oleh manusia hanyalah apa yang bisa dilihat oleh mata dan dirasakan oleh indera lainnya. Kalaulah hal tersebut berlangsung pada seseorang secara terus menurus maka kesimpulannya adalah sebuah kesalehan.
Di masa super modern seperti saat ini manusia sudah dicapekkan dengan berbagai kompleksitas kehidupan sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk menukik ke tingkat hakekat apalagi marifat. Pragmatisme dan hedonisme mengantarkan manusia untuk mencari yang paling praktis dan paling enak. Tanpa harus berpikir apakah hal-hal tersebut memberikan manfaat atau tidak.
Tidak heran bila dalam kenyataan siswa dan mahasiswa lebih suka nyontek dibanding belajar. Yang penting nilainya bagus meski kenyataannya tidak becus. Ada politisi lebih suka mengambil jalan pintas meskipun tidak pantas. Ada pula pegawai yang mengamini korupsi meski bertentangan dengan hak asasi.
Dengan demikian sebuah capaian yang tertinggi akhirnya hanya terukur pada kenyataan-kenyataan yang bersifat lahiriah. Orang dinilai pandai manakala semua nilainya A. Dermawan adalah yang sering menggelontorkan hartanya buat orang lain. Orang kaya terlihat dari kekayaannya yang menggunung. Pejabat yaitu mereka yang menduduki pangkat tinggi.
Dus, sangat jarang terpikir bahwa orang pandai adalah mereka yang berilmu dan
mengamalkan ilmunya. Dermawan selalu memberikan hartanya dengan penuh keikhlasan. Orang kaya mendapatkan hartanya via jalan yang halal, dan pejabat adalah mereka yang memegang amanah rakyat.
Demikian juga nasib ajaran Idul Qorban atau Idul Adha. Pemahaman yang tercipta dan selalu diulang-ulang dalam khotbah adalah perintah untuk berkorban berupa domba, lembu, unta, dan lainnya. Agama mengajarkan hal tersebut agar manusia tidak lupa untuk berkorban. Setelah itu, sang ustadz dengan gayanya yang elegan menuntun sapi bersama sang penyumbang ke tempat penyembelihan.
Sebelumnya, klik klik klik, acara foto bersama kambing, lembu dan onta yang akan dikorbankan. Lebih norak lagi, sehari sebelum hari H, para kambing dan lembu tersebut ditulisi dengan spidol besar nama orang yang berkorban. Jadilah ada lembu Muhamad, kambing Achmad, onta Fulan, atau domba Abdullah.
Kebanggaan akan muncul manakala banyak mata memandang siapa mengorbankan apa. Makin besar nilai korbannya, makin mantap jiwa keimanannya. Bahkan, biar kelihatan terpandang, maka ada yang melakukan korban keroyokan, satu sapi dibagi enam atau delapan. Dan, sang penyembelih harus menyebut berbagai nama dimaksud sebelum meletakkan pisaunya di leher sang sapi.
Anggota panitia korban adalah orang yang berhak mendapatkan dagingnya, sehingga pada tataran ini, mereka mengambil untuk pertama kali. Tentu bukan di bagian ujung kaki, melainkan di bagian-bagian yang paling berisi. Sang empunya hewan korban juga sudah menunggu di sampingnya. Biasanya mereka membawa bagian paha atas korban dimaksud.
Akhirnya, fakir miskin, muallaf, dan para musafir yang menurut agama dinilai pihak yang paling berhak hanya kebagian daging plus lemak plus tulang belulang.
Setelah acara ritual korban terjadilah pesta pora: mereka yang menerima daging korban, panitia pelaksana, ataupun pihak yang berkorban. Ada sate, gule, tongseng, dan lainnya.
Bahkan, kadang ada juga yang sambil makan sate meminum minuman keras, katanya biar pas, seperti orang barat (makan daging sambil minum red wine). Dapat dipastikan, pada dua hari mulai hari H, tukang sate dan lainnya terpaksa cuti menjual dagangannya.
Dengan pemahaman yang sangat cetek seperti itu sangat bisa dipastikan bahwa nilai-nilai pengorbanan yang menjadi ajaran setiap agama tidak atau jauh menyentuh dalam kehidupan keseharian. Semua berhenti pada tingkatan ritual, kenyataan dan syariat.
Tidak heran, bila seminggu setelah Idul Adha, ketika tetangga kesakitan dan perlu biaya, mereka pura-pura tidak tahu. Ketika saudaranya mendapat musibah rasa iba pun tidak muncul. Dan manakala ada musibah bencana alam, alih-alih menyumbang, biasanya hanya pandai mengkritik mestinya begini dan begitu.
Orang menjadi lupa bahwa pengorbanan adalah suatu ajaran untuk memberikan yang tebaik yang dimilikinya. Karenanya Tuhan mencontohkan Ibrahim menyembelih Ismail, anaknya yang paling disayanginya. Bukan hanya berkorban dengan pakaian bekas layak pakai, menyumbang dengan uang receh, dan memberi buku bekas kepada anak yatim.
Orang pun menjadi tidak mengerti lagi bahwa yang penting dalam korban bukanlah iklan di tv dan media cetak. Melainkan sebuah upaya syukur atas nikmat Tuhan agar dirinya terus menerus mendekat kepada sang pemilik kehidupan.
Bahwa yang dilihat Tuhan bukan kambingnya tetapi imannya. Bahwa yang penting penyertaan iman dalam pengorbanan, bukan besar kecilnya korban. Bahwa jiwa multiplayer effects pengorbanan harus berkobar dari waktu ke waktu tanpa henti, berkesinambungan, sustainable, dan semakin besar.
Manakala kita semua terjebak dalam ritualisme syariat ajaran korban maka manfaat korban hanya sampai pada perut yang membuncit dan akan lenyap dalam hitungan jam dan hari. Setelah itu, semua back to basic dan tidak banyak manfaat yang bisa dipetik. Naudubillahi min dzalik.
Dalam pemahaman agama dikenal adanya tingkatan-tingkatan yakni syariat, toriqoh, hakekat, dan marifat. Antara keempatya terdapat perbedaan yang sangat mencolok yang bisa dikategorikan bainas sama wal ard (antara bumi dan langit).
Syariat bisa dipahami sebagai ajaran agama yang mengatur wujud lahir manusia, baru thoriqoh atau 'jalan' atau proses dari syariat menuju hakekat. Baru setelah itu hakekat yakni esensi atau hal-hal yang menyangkut isi dari agama. Kemudian makrifat yaitu mengenal Allah dengan sebenar-benarnya kenal. Dengan kata lain, syariah adalah kulit, toriqoh transisi, hakekat adalah isi, sedangkan marifat pengetahuan yang sebenarnya.
Dan ternyata pemahaman kita tentang ajaran yang sering kita lakoni setiap hari umumnya memang hanya terkait dengan kulit. Lapisan luar, dasar, elementer, atau pada tingkatan SD (sekolah dasar).
Hal demikian sering terjadi karena aspek ibadah yang dipandang oleh manusia hanyalah apa yang bisa dilihat oleh mata dan dirasakan oleh indera lainnya. Kalaulah hal tersebut berlangsung pada seseorang secara terus menurus maka kesimpulannya adalah sebuah kesalehan.
Di masa super modern seperti saat ini manusia sudah dicapekkan dengan berbagai kompleksitas kehidupan sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk menukik ke tingkat hakekat apalagi marifat. Pragmatisme dan hedonisme mengantarkan manusia untuk mencari yang paling praktis dan paling enak. Tanpa harus berpikir apakah hal-hal tersebut memberikan manfaat atau tidak.
Tidak heran bila dalam kenyataan siswa dan mahasiswa lebih suka nyontek dibanding belajar. Yang penting nilainya bagus meski kenyataannya tidak becus. Ada politisi lebih suka mengambil jalan pintas meskipun tidak pantas. Ada pula pegawai yang mengamini korupsi meski bertentangan dengan hak asasi.
Dengan demikian sebuah capaian yang tertinggi akhirnya hanya terukur pada kenyataan-kenyataan yang bersifat lahiriah. Orang dinilai pandai manakala semua nilainya A. Dermawan adalah yang sering menggelontorkan hartanya buat orang lain. Orang kaya terlihat dari kekayaannya yang menggunung. Pejabat yaitu mereka yang menduduki pangkat tinggi.
Dus, sangat jarang terpikir bahwa orang pandai adalah mereka yang berilmu dan
mengamalkan ilmunya. Dermawan selalu memberikan hartanya dengan penuh keikhlasan. Orang kaya mendapatkan hartanya via jalan yang halal, dan pejabat adalah mereka yang memegang amanah rakyat.
Demikian juga nasib ajaran Idul Qorban atau Idul Adha. Pemahaman yang tercipta dan selalu diulang-ulang dalam khotbah adalah perintah untuk berkorban berupa domba, lembu, unta, dan lainnya. Agama mengajarkan hal tersebut agar manusia tidak lupa untuk berkorban. Setelah itu, sang ustadz dengan gayanya yang elegan menuntun sapi bersama sang penyumbang ke tempat penyembelihan.
Sebelumnya, klik klik klik, acara foto bersama kambing, lembu dan onta yang akan dikorbankan. Lebih norak lagi, sehari sebelum hari H, para kambing dan lembu tersebut ditulisi dengan spidol besar nama orang yang berkorban. Jadilah ada lembu Muhamad, kambing Achmad, onta Fulan, atau domba Abdullah.
Kebanggaan akan muncul manakala banyak mata memandang siapa mengorbankan apa. Makin besar nilai korbannya, makin mantap jiwa keimanannya. Bahkan, biar kelihatan terpandang, maka ada yang melakukan korban keroyokan, satu sapi dibagi enam atau delapan. Dan, sang penyembelih harus menyebut berbagai nama dimaksud sebelum meletakkan pisaunya di leher sang sapi.
Anggota panitia korban adalah orang yang berhak mendapatkan dagingnya, sehingga pada tataran ini, mereka mengambil untuk pertama kali. Tentu bukan di bagian ujung kaki, melainkan di bagian-bagian yang paling berisi. Sang empunya hewan korban juga sudah menunggu di sampingnya. Biasanya mereka membawa bagian paha atas korban dimaksud.
Akhirnya, fakir miskin, muallaf, dan para musafir yang menurut agama dinilai pihak yang paling berhak hanya kebagian daging plus lemak plus tulang belulang.
Setelah acara ritual korban terjadilah pesta pora: mereka yang menerima daging korban, panitia pelaksana, ataupun pihak yang berkorban. Ada sate, gule, tongseng, dan lainnya.
Bahkan, kadang ada juga yang sambil makan sate meminum minuman keras, katanya biar pas, seperti orang barat (makan daging sambil minum red wine). Dapat dipastikan, pada dua hari mulai hari H, tukang sate dan lainnya terpaksa cuti menjual dagangannya.
Dengan pemahaman yang sangat cetek seperti itu sangat bisa dipastikan bahwa nilai-nilai pengorbanan yang menjadi ajaran setiap agama tidak atau jauh menyentuh dalam kehidupan keseharian. Semua berhenti pada tingkatan ritual, kenyataan dan syariat.
Tidak heran, bila seminggu setelah Idul Adha, ketika tetangga kesakitan dan perlu biaya, mereka pura-pura tidak tahu. Ketika saudaranya mendapat musibah rasa iba pun tidak muncul. Dan manakala ada musibah bencana alam, alih-alih menyumbang, biasanya hanya pandai mengkritik mestinya begini dan begitu.
Orang menjadi lupa bahwa pengorbanan adalah suatu ajaran untuk memberikan yang tebaik yang dimilikinya. Karenanya Tuhan mencontohkan Ibrahim menyembelih Ismail, anaknya yang paling disayanginya. Bukan hanya berkorban dengan pakaian bekas layak pakai, menyumbang dengan uang receh, dan memberi buku bekas kepada anak yatim.
Orang pun menjadi tidak mengerti lagi bahwa yang penting dalam korban bukanlah iklan di tv dan media cetak. Melainkan sebuah upaya syukur atas nikmat Tuhan agar dirinya terus menerus mendekat kepada sang pemilik kehidupan.
Bahwa yang dilihat Tuhan bukan kambingnya tetapi imannya. Bahwa yang penting penyertaan iman dalam pengorbanan, bukan besar kecilnya korban. Bahwa jiwa multiplayer effects pengorbanan harus berkobar dari waktu ke waktu tanpa henti, berkesinambungan, sustainable, dan semakin besar.
Manakala kita semua terjebak dalam ritualisme syariat ajaran korban maka manfaat korban hanya sampai pada perut yang membuncit dan akan lenyap dalam hitungan jam dan hari. Setelah itu, semua back to basic dan tidak banyak manfaat yang bisa dipetik. Naudubillahi min dzalik.
Friday, December 5, 2008
Daftar Pemain Terbaik Eropa
Cristiano Ronaldo menjadi pemain ke-42 yang pernah menjadi Pemain Terbaik Eropa. Sementara Johan Cruyff, Michel Platini, dan Marco Van Basten menjadi pemain tersering yang pernah memenanginya.
Cruyff, Platini, dan Van Basten masing-masing memenangi trofi ini sebanyak tiga kali. Berikut ini adalah daftar nama para peraih penghargaan yang diprakarsai oleh majalah Prancis, France Football, ini.
1956 Stanley Matthews
1957 Alfredo Di Stéfano
1958 Raymond Kopa
1959 Alfredo Di Stefano
1960 Luis Suarez
1961 Omar Sivori
1962 Josef Masopust
1963 Lev Yashin
1964 Denis Law
1965 Eusebio
1966 Bobby Charlton
1967 Florian Albert
1968 George Best
1969 Gianni Rivera
1970 Gerd Muller
1971 Johan Cruyff
1972 Franz Beckenbauer
1973 Johan Cruyff
1974 Johan Cruyff
1975 Oleg Blokhin
1976 Franz Beckenbauer
1977 Allan Simonsen
1978 Kevin Keegan
1979 Kevin Keegan
1980 Karl-Heinz Rummenigge
1981 Karl-Heinz Rummenigge
1982 Paolo Rossi
1983 Michel Platini
1984 Michel Platini
1985 Michel Platini
1986 Igor Belanov
1987 Ruud Gullit
1988 Marco van Basten
1989 Marco van Basten
1990 Lothar Matthaeus
1991 Lothar Matthaeus
1992 Marco van Basten
1993 Roberto Baggio
1994 Hristo Stoichkov
1995 George Weah
1996 Matthias Sammer
1997 Ronaldo
1998 Zinedine Zidane
1999 Rivaldo
2000 Luis Figo
2001 Michael Owen
2002 Ronaldo
2003 Pavel Nedved
2004 Andriy Shevchenko
2005 Ronaldinho
2006 Fabio Cannavaro
2007 Kaka
2008 Cristiano Ronaldo
Cruyff, Platini, dan Van Basten masing-masing memenangi trofi ini sebanyak tiga kali. Berikut ini adalah daftar nama para peraih penghargaan yang diprakarsai oleh majalah Prancis, France Football, ini.
1956 Stanley Matthews
1957 Alfredo Di Stéfano
1958 Raymond Kopa
1959 Alfredo Di Stefano
1960 Luis Suarez
1961 Omar Sivori
1962 Josef Masopust
1963 Lev Yashin
1964 Denis Law
1965 Eusebio
1966 Bobby Charlton
1967 Florian Albert
1968 George Best
1969 Gianni Rivera
1970 Gerd Muller
1971 Johan Cruyff
1972 Franz Beckenbauer
1973 Johan Cruyff
1974 Johan Cruyff
1975 Oleg Blokhin
1976 Franz Beckenbauer
1977 Allan Simonsen
1978 Kevin Keegan
1979 Kevin Keegan
1980 Karl-Heinz Rummenigge
1981 Karl-Heinz Rummenigge
1982 Paolo Rossi
1983 Michel Platini
1984 Michel Platini
1985 Michel Platini
1986 Igor Belanov
1987 Ruud Gullit
1988 Marco van Basten
1989 Marco van Basten
1990 Lothar Matthaeus
1991 Lothar Matthaeus
1992 Marco van Basten
1993 Roberto Baggio
1994 Hristo Stoichkov
1995 George Weah
1996 Matthias Sammer
1997 Ronaldo
1998 Zinedine Zidane
1999 Rivaldo
2000 Luis Figo
2001 Michael Owen
2002 Ronaldo
2003 Pavel Nedved
2004 Andriy Shevchenko
2005 Ronaldinho
2006 Fabio Cannavaro
2007 Kaka
2008 Cristiano Ronaldo
Bob Sadino - Pengusaha Sukses Yang Bermodal Apa Adanya
Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Walaupun hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), dirinya berhasil mewujudkan cita-citanya untuk mandiri.
Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933, terlahir dengan nama Bambang Mustari Sadino. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara dari seorang ayah yang berprofesi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang. Ayahnya, Sadino, meningal ketika Bob berusia 19 tahun.
Bob sendiri mengawali usahanya benar-benar dari bawah. Ia memulai berwirausaha karena "kepepet", selepas SMA tahun 1953, ia bekerja di Unilever kemudian masuk ke Fakultas Hukum UI karena terbawa oleh teman-temannya selama beberapa bulan. Kemudian dia bekerja pada McLain and Watson Coy, dan sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam, Belanda, Hamburg dan Jerman.
Setelah menikah , Bob kemudian memutuskan untuk kembali dan menetap di Indonesia. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang cukup besar. Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi keluarganya. Dengan modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan dengan upah harian sebesar Rp. 100,- Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob tetap bersikeras.
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Temannya tersebut menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.
Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, apalagi mereka berdua fasih berbahasa Inggris dan tinggal di kawasan Kemang yang banyak terdapat warga asing. Tapi tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun.
Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.
Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.
Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.
Faktor terpenting lainnya dalam diri Bob adalah fokus dengan apa yang sedang dikerjakan. Menurutnya, dengan berfokus pada satu bidang akan membuat kita lebih memahami bidang tersebut.
"Saya tidak mau berpindah ke lain usaha karena pengalaman saya di situ. Buat apa saya menyimpang-menyimpang," tambahnya.
Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk fokus mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses mengejar mimpi dan "Lentera Jiwanya" asal mau membayar harga dengan perjuangan tanpa henti.
Thursday, December 4, 2008
Windows 7 Melenggang Januari 2009
NEW YORK - Setelah beberapa kali beredar kabar mengenai kepastian rilis Window 7, tersiar kabar seri baru Windows tersebut akan dirilis pada awal tahun 2009 mendatang.
Kepastian peluncuran Windows 7 ini diungkapkan sendiri oleh Microsoft. Perusahaan piranti lunak itu, memilih tanggal 13 Januari 2009 sebagai awal penjualan Windows 7, meski untuk sementara masih dalam bentuk versi beta, sebelum akhirnya dirilis secara final.
Peluncuran Windows 7 ini tentu akan dinanti oleh banyak pihak. Pasalnya, sempat dikabarkan bahwa software anyar ini tertunda, karena menunggu jeda yang pas dengan Windows Vista, yang gagal di pasaran.
"Saya tentu sangat menunggu final Windows 7 itu dirilis. Bisa jadi software tersebut akan jauh lebih baik ketimbang Vista," ujar analis industri teknologi Peter O'Kelly, seperti yang dikutip Internetnews, Kamis (4/12/2008).
Nantinya, Microsoft mengklaim Windows 7 akan lebih cepat dan hanya memakan sedikit memori dalam bekerja. Inilah hal yang dianggap dapat menutupi kelemahan Vista yang dikenal sebagai sistem operasi yang membutuhkan konfigurasi hardware yang mahal, dibandingkan pendahulunya, Windows XP.
Fitur-fitur Windows 7 akan menyederhanakan pekerjaan yang kerap membuat kesal pengguna komputer. Misalnya, fitur Home Group membuat pengguna dapat dengan cepat terkoneksi dengan komputer lain dan peranti keras lainnya.
Butuh Lemak Baik? Ingat Selai Kacang
DI BALIK rasanya yang lezat, selai kacang memiliki nilai gizi tinggi. Makanan pendamping roti ini juga kaya akan asam lemak tak jenuh. Penderita diabetes, hipertensi, obesitas, dan pengidap kolesterol tinggi tak perlu ragu menyantapnya setiap hari.
Apa menu sarapan Anda sehari-hari? Selain nasi, roti merupakan pilihan yang cukup baik. Setiap orang dipastikan menyukai roti sebagai salah satu alternatif sumber karbohidrat. Agar tidak membosankan, roti sebaiknya dikonsumsi dengan berbagai jenis selai yang berbeda setiap hari.
Selain selai buah-buahan (nanas, sirsak, stroberi, pisang, dan lain-lain), selai kacang tanah juga merupakan pilihan yang tepat. Kelebihan selai kacang tanah dibanding selai lain adalah rasanya enak dan lezat, teksturnya lembut, serta bernilai gizi tinggi (khususnya protein dan lemak).
Olahan kacang tanah yang sangat populer di dunia adalah dalam bentuk selai, yang dikenal dengan istilah peanut butter. Selai tersebut merupakan produk emulsi, yaitu campuran antara air dan minyak (alami dari kacang). Kadar protein yang tinggi pada kacang tanah berperan sebagai emulsifier, yaitu untuk menjaga agar stabilitas emulsi tidak pecah.
Produsen dan konsumen selai kacang terbanyak di dunia adalah Amerika Serikat, disusul Kanada, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya. Di Indonesia, konsumsi selai kacang kian meningkat karena cita rasanya yang enak, bernilai gizi tinggi, serta praktis dalam penggunaannya. Selai kacang umumnya digunakan pada pembuatan sandwich, permen, kukis, dan roti.
Tergantung Kualitas Kacang
Kacang tanah merupakan jenis kacang terbanyak kedua yang dibudidayakan di Indonesia, setelah kedelai. Kandungan gizi utama pada kacang tanah adalah lemak dan protein.
Dibandingkan kacang kedelai, kacang tanah memiliki kadar lemak dan energi yang lebih besar, tetapi kadar proteinnya lebih kecil. Kacang tanah umumnya digunakan untuk tujuan konsumsi serta bahan baku industri dan pakan ternak. Di tingkat rumah tangga, kacang tanah biasanya diolah menjadi bumbu (gado-gado, pecel, dan sate), kacang rebus, kacang goreng, sekoteng, dan lain-lain. Di tingkat industri, kacang tanah diolah menjadi kacang asin/garing, kacang atom, enting-enting, pengisi kue kering dan roti, minyak, tepung, dan selai.
Karena bahan baku utamanya kacang tanah (peanut), selai yang dihasilkan sering juga disebut peanut butter. Kualitas kacang tanah yang digunakan menjadi penentu karakteristik (fisik dan kimia), komposisi gizi, daya simpan, dan keamanan selai.
Teknik budi daya, umur panen, cara panen, cara penyimpanan dan pengolahan kacang tanah, merupakan faktor-faktor utama yang harus dikendalikan dengan baik. Tujuannya, agar selai yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Kacang tanah yang rusak (karena terluka atau patah), kurang kering (kadar air cukup tinggi), keriput, atau terlambat dipanen (khususnya pada musim hujan), sangat mudah ditumbuhi oleh jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Jamur tersebut sangat mudah tumbuh pada kadar air substrat 15-30 persen, kondisi suhu 25-30 derajat Celcius, dan kelembaban relatif 85 persen.
Ciri paling mudah untuk mendeteksi adanya jamur tersebut adalah berubahnya warna biji kacang tanah menjadi hitam kehijauan, baik pada permukaan kacang maupun pada bagian dalamnya.
Jamur Aspergillus tersebut akan menghasilkan aflatoksin, yaitu suatu racun yang bersifat karsinogenik (menimbulkan kanker hati) dan mutagenik (menyebabkan kematian). Dari 12 jenis aflatoksin yang telah diidentifikasi, aflatoksin B1, B2, G1, G2 umum ditemui pada bahan pangan dan pakan, serta aflatoksin M1 pada susu.
Di antara aflatoksin tersebut, aflatoksin B1 adalah yang paling berbahaya, sehingga sering dipakai sebagai ambang batas dalam bahan pangan dan pakan. Aflatoksin bersifat akumulatif dan akan menimbulkan kanker hati jika kadarnya telah mencapai dosis tinggi (1.000 ppb).
Mengingat demikian besar risiko aflatoksin terhadap kesehatan, sebaiknya kita waspada terhadap produk olahan kacang tanah, seperti bumbu pecel, bumbu sate, kacang goreng, selai kacang, sekoteng, dan lain-lain. Selain pada kacang tanah, aflatoksin juga ditemukan pada jagung, beras, ubi kayu (gaplek), biji kapas, serta hasil ternak yang mengonsumsi bahan tersebut, seperti susu dan telur.
Negara-negara maju, seperti Amerika, Australia, Belanda, dan Jepang telah menetapkan batas kadar aflatoksin sebesar 0-20 ppb (part per billion). WHO/FAO/UNICEF mematok batas maksimal aflatoksin sebesar 30 ppb, sedangkan Departemen Kesehatan RI menetapkan 20 ppb untuk aflatoksin B1 dan 35 ppb untuk total aflatoksin.
Asam Lemak Tak Jenuh
Komposisi gizi dari selai kacang sangat bervariasi, tergantung dari komposisi bahan penyusunnya. Sebagai gambaran, pada tulisan ini ditampilkan komposisi gizi crunchy peanut butter.
Komposisi gizinya per saji (2 sendok makan) sebagai berikut: energi 190 kkal, protein 8 g, lemak total 16 g, lemak tidak jenuh 13 g, lemak jenuh 3 g, vitamin E 2 mg, niasin 4 mg, asam folat 30 mkg, magnesium 52 mg, fosfor 104 mg, kalium 244 mg, kalsium 13 mg.
Dari komposisi gizi tersebut jelaslah bahwa selai kacang merupakan sumber energi, protein, vitamin (E, niasin, dan asam folat), serta mineral (fosfor, kalium, magnesium, dan kalsium). Sebagaimana produk kacang-kacangan lainnya, selai kacang mengandung lemak cukup tinggi (16 g per 2 sendok makan).
Namun, kita tidak perlu khawatir dengan kadar total lemak yang cukup tinggi tersebut karena 80 persen dari lemak tersebut merupakan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh merupakan lemak baik karena dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL darah (kolesterol jahat), tanpa memengaruhi kolesterol HDL (kolesterol baik).
Beberapa industri di Amerika Serikat telah berhasil membuat selai kacang asli (terdiri dari minimal 90 persen kacang), tetapi dengan kadar lemak 25 persen lebih rendah. Selai kacang tersebut dapat dijadikan pilihan bagi konsumen yang menghendaki kadar lemak rendah.
Asam lemak tidak jenuh pada selai kacang didominasi oleh asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fat). Pada tahun 1987 hingga 1990, seorang peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm (Swedia), yaitu Alicja Wolk, Ph.D, telah melakukan studi yang melibatkan 61.471 orang wanita dengan kisaran usia 40 hingga 76 tahun. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi monounsaturated fat dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 45 persen.
Selain sebagai pemberi cita rasa lezat, lemak pada selai kacang juga berperan sebagai penghasil energi. Peran lain lemak adalah sebagai pembawa vitamin A, D, dan E, sehingga vitamin tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh.
Selai kacang memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga konsumsinya tidak mudah menimbulkan kenaikan kadar gula darah. Studi dari Harvard School of Public Health yang dimuat pada Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa konsumsi selai kacang, yoghurt, kacang-kacangan, brokoli, serta serealia kaya serat dapat dengan nyata menurunkan risiko diabetes melitus tipe II.
Mengingat demikian besar sumbangan zat gizi dan khasiat dari selai kacang, ada baiknya kita memasukkan selai tersebut ke dalam koleksi selai yang telah kita miliki. Beberapa ahli gizi juga menganjurkan agar selai kacang dimasukkan ke dalam susunan menu untuk penderita obesitas, diabetes, hipertensi, dan lain-lain.
Teh Hijau, Anti Kanker yang Kuat
ADA beragam jenis teh yang saat ini beredar di pasaran. Namun secara umum, berdasar pengolahannya, ada tiga jenis teh. Pertama, teh hitam yang dibuat melalui proses fermentasi. Kedua, teh hijau yang sama sekali bebas proses fermentasi. Ketiga, teh oolong yang dibuat melalui proses semi fermentasi
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Teh dan Kina, pada setiap 100 gram teh hitam terkandung 19,4 gram protein, 10,9 gram serat, 2,5 gram lemak, dan 32,1 gram gula. Jadi tanpa menambahkan gula pun, teh hitam sudah cukup mengandung gula.
Kandungan teh hijau beda lagi. Dalam setiap 100 gram terdapat 24 gram protein, kandungan serat 10,6 gram, lemak sebanyak 4,6 gram, dan kandungan gulanya 35,2 gram. Meski kadar lemaknya lebih tinggi dari teh hitam, jangan takut mengkonsumsinya. Soalnya, dalam teh hijau ada zat penetralisirnya yakni, vitamin C. Untuk setiap 100 gram teh hijau, terkandung 250 mg vitamin C. Bahkan, pada 100 gram teh hijau Sencha sebanding dengan 700 gram jeruk mandarin.
Institut Kanker Nasional Amerika Serikat bahkan juga menyimpulkan , teh hijau memiliki sifat anti kanker yang kuat.
Tuesday, December 2, 2008
Obat HIV/AIDS Ditemukan ?
Disaat penyebaran virus HIV/AIDS yang sangat mematikan sudah sangat menyebar ke berbagai pelosok negara, kota bahkan desa, namun sampai saat ini pun belum ditemukan obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia tersebut.
Obat-obatan yang ada sekarang sifatnya hanya memperlambat proses penyebaran didalam tubuh si penderita, namun sama sekali tidak menyembuhkan secara tuntas. Disamping kelemahan tersebut, harganya yang relatif mahal, sulit untuk dijumpai, dan mempunyai tingkat kegagalan yang tinggi dalam proses menahan penyebaran virus tersebut. Adalah sebuah perusahaan bernama Johnson & Johnson Divisi Tibotec yang berhasil membuat obat bernama Prezista atau yang sering disebut juga Darunavir yang memberikan titik terang atau harapan bagi para penerita HIV/AIDS akut.
Obat Prezista ini memberikan harapan baru bagi para penderita yang selama ini meminum obta penghambat virus HIV/AIDS namun tidak mempunyai kemajuan yang berarti. Prezista sendiri telah mendapatkan persetujuan dari Badan Obat-obatan dan Makanan Amerika (U.S Food and Drug). Penelitian atas obat tersebut membuktikan bahwa 45% penderita HIV/AIDS yang mengkonsumsi Prezista selama 11 bulan mengalami penurunan jumlah virus didalam tubuh mereka bahkan sampai pada tahap tidak terdeteksi virus HIV. Bandingkan dengan obat lain dengan jangka waktu konsumsi yang sama hanya berhasil menurunkan konsentrasi virus HIV/AIDS hanya 10% dari sejumlah orang yang mengkonsumsinya.
Memang obat tersebut belum sampai pada tahap “menyembuhkan HIV/AIDS’ sama sekali, namun setidaknya hal ini memberikan semangat dan harapan dimasa depan, bahwa suatu saat nanti obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit tersebut dapat segera ditemukan.
Obat-obatan yang ada sekarang sifatnya hanya memperlambat proses penyebaran didalam tubuh si penderita, namun sama sekali tidak menyembuhkan secara tuntas. Disamping kelemahan tersebut, harganya yang relatif mahal, sulit untuk dijumpai, dan mempunyai tingkat kegagalan yang tinggi dalam proses menahan penyebaran virus tersebut. Adalah sebuah perusahaan bernama Johnson & Johnson Divisi Tibotec yang berhasil membuat obat bernama Prezista atau yang sering disebut juga Darunavir yang memberikan titik terang atau harapan bagi para penerita HIV/AIDS akut.
Obat Prezista ini memberikan harapan baru bagi para penderita yang selama ini meminum obta penghambat virus HIV/AIDS namun tidak mempunyai kemajuan yang berarti. Prezista sendiri telah mendapatkan persetujuan dari Badan Obat-obatan dan Makanan Amerika (U.S Food and Drug). Penelitian atas obat tersebut membuktikan bahwa 45% penderita HIV/AIDS yang mengkonsumsi Prezista selama 11 bulan mengalami penurunan jumlah virus didalam tubuh mereka bahkan sampai pada tahap tidak terdeteksi virus HIV. Bandingkan dengan obat lain dengan jangka waktu konsumsi yang sama hanya berhasil menurunkan konsentrasi virus HIV/AIDS hanya 10% dari sejumlah orang yang mengkonsumsinya.
Memang obat tersebut belum sampai pada tahap “menyembuhkan HIV/AIDS’ sama sekali, namun setidaknya hal ini memberikan semangat dan harapan dimasa depan, bahwa suatu saat nanti obat yang benar-benar menyembuhkan penyakit tersebut dapat segera ditemukan.
Subscribe to:
Posts (Atom)